Hari Ketiga: Beringsut ke Malaysia

Pukul 07:30 SGT kami sudah bersiap di lobi penginapan untuk check out. Kami mengejar penerbangan kami pukul 11:40 siang nanti. Lha kok sepagi itu sudah mau check out? Ada tiga alasan. Pertama, saya adalah orang yang harus ada di bandara 2 jam sebelum keberangkatan terutama untuk penerbangan internasional yang artinya 09:40 saya harus sudah sampai Changi untuk proses check in. Kedua, dalam perjalanan ini kita harus mengembalikan Singapore Tourist Pass yang kita sewa. Artinya harus ikut mengantri bersama pelancong lain yang hendak mengembalikan maupun baru mulai menyewa. Ketiga, kami hendak sarapan dulu di Changi karena nanti di KLIA 2, imigrasinya akan sangat lambat dan menyebalkan lebih baik isi amunisi dulu. Keempat, nggak ada dong, kan tadi udah bilang tiga doang. 😋

Resepsionis Capsule Pod Boutique Hostel

Setelah cek ulang semua barang bawaan, kami meninggalkan penginapan langsung menuju ke stasiun MRT Chinatown. Ambil jalur biru ke Bugis dan nyambung jalur hijau sampai Tanah Merah dan ganti MRT jalur hijau yang khusus bolak-balik ke Changi. Dulu jalurnya begitu, kalau sekarang naik saja jalur biru sampai Expo dan langsung ganti jalur hijau ke Changi.

Jalanan pagi yang lengang di depan penginapan

Begitu sampai Changi saya langsung mengantri untuk mengembalikan Singapore Tourist Pass. Usai menyelesaikan antrian yang cukup panjang itu kami segera ke Terminal 3 untuk naik Skytrain menuju Terminal 1 yang waktu itu merupakan "tempat parkir"-nya AirAsia.





Usai check in, drop baggage, kami segera ke imigrasi. Sampai airside kami langsung menuju Food Gallery untuk sarapan. Saya dan Pras memilih Kiliney Kopitiam dan langsung memesan Kaya Toast lengkap dengan kopi dan soft boiled egg. Kaya Toast adalah kemewahan dari sarapan ala Singapura (dan Malaysia).



Perut kenyang, kami langsung menuju Gate D38 yang berada di ujung Terminal 1. Pesawat kami ontime dan sejam kemudian sudah mendarat di KLIA2. Sampai KLIA2 kami langsung buru-buru menuju imigrasi. Imigrasi KLIA2 terkenal memiliki antrian yang panjaaaaang dan proses yang lambat. Mentang-mentang terminal khusus Low Cost Carrier. Sangat berbeda dengan layanan di KLIA.





Oya, sekedar informasi, di Kuala Lumpur terdapat 2 bandara yang sebenarnya berdekatan. Ada KLIA yang sering disebut dengan Terminal M tempat mangkalnya maskapai besar seperti Emirates, Etihad, KLM, Thai Airways, Garuda Indonesia, dll. Sedangkan KLIA2 merupakan "markas"-nya AirAsia. Dan yang membedakan dua bandara tersebut adalah imigrasinya. Imigrasi di KLIA2 terkenal semrawut, ramai, antrian panjaaaaang dan proses yang lambat. Berbeda dengan KLIA yang lebih efisien. Ya, imigrasi di Changi pun pada waktu-waktu tertentu juga ramai tapi terkendali dan prosesnya efisien. Kami tiba di KLIA2 tepat 12:40 MYT (Malaysia Time). Dari gate kami bergegas ke imigrasi.


Setelah dua jam mengantri, sekitar pukul 15:00 MYT saya baru dapat giliran untuk mendapatkan cap imigrasi. Setelah menunggu Pras, Ida dan Suci selesai kami berlarian ke conveyor belt untuk mengambil tas-tas kami. Sempat mampir ATM CIMB Bank untuk mengambil beberapa uang ringgit sekaligus menukar sisa Dollar Singapura, kemudian membeli tiket Skybus dan ndilalah kami berempat bisa masuk ke Skybus yang seharusnya keberangkatan pukul 15:15. Meskipun harus dapat tempat duduk di paling belakang, yang penting kami terangkut. Alhamdulillah sepanjang perjalanan ketiga teman saya tertidur pulas sedangkan saya asyik menonton Absolutely Anything-nya Simon Pegg.



Pukul 16:30 kami sampai KL Sentral dan segera bergegas menyeberang ke NU Sentral untuk menuju stasiun monorail. Oya, di Kuala Lumpur, untuk angkutan transportasi, selain bus ada Monorail, LRT, Komuter dan MRT. Hanya saja saat kami kesana, MRT belum sepenuhnya dioperasikan. Kami berkunjung bulan Mei, dan Klang Valley Mass Rapid Transit (KVMRT) Line 1 baru mulai beroperasi Juli 2017.




Kami tidak langsung ke penginapan tapi menuju ke stasiun Imbi, untuk mampir makan siang di Restoran Ali Mama yang berada di depan Plaza Berjaya di bilangan Bukit Bintang. Sengaja saya bawa kesana karena Restoran Ali Mama adalah serupa warung ramesan. Saya yakin, teman-teman saya para first timer ini lidahnya sudah kangen dengan citarasa nusantara. Dan betul saja, betapa lahapnya makan sore mereka beserta es teh manis! Dari Imbi kami beringsut ke stasiun monorail Hang Tuah dan berganti LRT Ampang Line menuju stasiun Masjid Jamek. Ada kejadian lucu yaitu Pras ketinggalan monorail. Hahaha. Jadi sangking banyaknya penumpang monorail kala itu, kami sampai harus berdesakan untuk masuk. Untungnya, setelah 1 monorail lewat dan kami tidak terangkut, saya sempat menyampaikan kepada semuanya bahwa tujuan kita adalah stasiun Hang Tuah yang letaknya satu stasiun dari Imbi. Jadi bilamana ada yang terpisah atau ketinggalan karena tidak muat keangkut, maka teman-teman saya tidak bingung. Benar saja, Pras ketinggalan sendirian karena kami bertiga berhasil masuk. Sempat "hilang" di Siloso Beach, sekarang ketinggalan Monorail. Oalaaah Pras! Hahaha.



Kami menginap disekitar City Center Kuala Lumpur, tepatnya di bilangan Jalan Tun Perak. Hanya saja kami menginap di hotel yang berbeda. Ida dan Suci mencari sedikit ekstra kenyamanan double bed dengan menginap di YY48. Sedangkan saya dan Pras demi alasan pengiritan, menginap di 1000 Miles yang berada di 100 meter sisi belakang YY48 tepatnya di Jalan Tun H.S Lee. Dari Hotel 1000 Miles ini kita bisa mendapatkan view KL Tower dengan cukup jelas.

YY48 Hotel

Hotel 1000 Miles

Resepsionis

Our lovely bunk bed!

Kami tidak bisa berlama-lama beristirahat di penginapan. Begitu mandi, menjamak sholat, kami langsung bergegas memulai petualangan di Kuala Lumpur. Tujuan kami adalah Dataran Merdeka, tak lain untuk berfoto didepan logo I💓KL itu lho! Kami berjalan menyusuri Jalan Tun Perak, belok kiri di Panggung Bandaraya, ketemu Sultan Abdul Samad Building dan nyebrang menuju Kuala Lumpur City Gallery tempat bernaungnya si logo ikonik I💓KL.

Panggung Bandaraya

Sultan Abdul Samad Building

Kuala Lumpur City Gallery

Usai berfoto kami lanjut berjalan kaki menyusuri Lebuh Pasar Besar ke arah Muzium Textile Negara. Melewati Sungai Klang dan belok kanan menuju Jalan Hang Kesturi. Kalau sudah masuk ke Jalan Hang Kesturi, sudah jelas tujuan kami adalah Central Market. Shopping time, guys!






Tujuan utama saya adalah nyetok white coffee terutama Penang White Coffee dan Teh Tarik Chek Hup. Setelah bolak-balik ke Malaysia, hanya dua brand itu yang paling spesial menurut taste saya. Untuk tahu cerita soal asal usul white coffee, kunjungi tulisan saya Mampir Ngopi di Ipoh. Oya, saya beli teh dan coklat untuk oleh-oleh pacar tercinta.

Teh & Cokelat

Usai berbelanja kami bergegas ke stasiun LRT Pasar Seni untuk naik LRT Kelana Jaya menuju KLCC tempat Petronas Twins Tower. Ya, belum sah kan ke Kuala Lumpur tanpa foto dengan latar belakang gedung ikonik ini.


Tidak hanya berfoto dengan latar belakang Petronas Twins Tower, di taman KLCC kita juga bisa menikmati tontonan Symphony Lake. Dua air mancur menampilkan lebih dari 150 animasi terprogram yang unik dalam pertunjukan magis perpaduan suara, cahaya dan air mancur. Waktu tayang KLCC Lake Symphony Light and Sound Water Fountain adalah pukul 20:00, 21:00, dan 22:00 setiap hari. Pada bagian ini akan ada pertunjukan lengkap anata suara, cahaya dan air mancur. Tapi, khusus untuk yang air mancur dan cahaya doang adalah 19:30, 20:30, dan 21:30 setiap hari. Jadi tiap setengah jam mulai pukul 19:00 akan ada suguhan tontotan di KLCC Park ini.


Kami tiba di KLCC Park lewat pukul 20:00 jadi hanya sempat mendapatkan secuil pertunjukan Lake Symphony versi lengkap. Setelah sempat berfoto-foto, kami menyempatkan untuk nonton lagi yang pukul 20:30. Setelah itu kami beringsut ke halte KL 94 KLCC untuk naik Go KL City Bus menuju Bukit Bintang. Oya, jika bepergian di Kuala Lumpur, carilah Go KL City Bus karena kemanapun gratis. Ada beberapa rute Go KL City Bus, klik disini untuk mengetahui rute-rutenya.


Kami naik Go KL City green line menuju Bukit Bintang. Tidak seperti biasanya, bus yang kami naiki sangat gerah. Bahkan sopir sampai membuka kaca jendelanya. Sepertinya memang ada masalah dengan AC-nya. Beberapa penumpang mulai melontarkan keluhannya dan akhirnya sopir pun menyerah dan semua penumpang diturunkan di halte samping Pavillion. Beberapa penumpang menunggu kedatangan bus selanjutnya sedangkan kami meneruskan jalan kaki menuju Bukit Bintang karena kami akan makan malam di Jalan Alor.




Jalan-jalan ke Kuala Lumpur, bagi saya rasanya kurang lengkap tanpa berkunjung ke Jalan Alor. Ya, disinilah pusat wisata kuliner jalanan alias street food yang paling meriah dan happening di seantero Kuala Lumpur. Disini, kursi dan meja dari tiap kedai digelar hingga memenuhi separuh badan jalan sehingga terkesan sangat ramai. Ditambah lagi lampion-lampion yang digantung sepanjang jalan menambah semarak suasana malam.
.



Ada banyak pilihan kuliner disini, kebanyakan memang tidak bersertifikasi halal dan kebanyakan memang serupa sea food - chinese food gitu. Tapi ada beberapa pilihan kedai halal disini. Salah satunya adalah Alor Food Corner alias AFC. Selain menunya beragam, disini mudah sekali bertemu dengan sesama pelancong dari Indonesia.



Usai makan kami berjalan menuju stasiun monorail Bukit Bintang yang juga disebut stasiun AirAsia Bukit Bintang. Ketika keluar dari Jalan Alor, Pras sempat nyeletuk sambil menunjuk KL Tower yang memang keliatan cukup jelas juga dari Jalan Alor, "Kayanya jalan kaki ke hotel bisa ya, dekat gitu kok?" Ya memang cuma 1,5 km sih kalau diukur jaraknya. Tapi masalahnya saya sendiri pernah melakukannya dan malah kesasar di bilangan Raja Chulan. Jadi alangkah baiknya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

KL Tower dari arah Jalan Alor

Stasiun MRT Bukit Bintang

Kepadatan di Monorail

Kami naik monorail ke Hang Tuah dan lanjut LRT Ampang Line menuju stasiun Masjid Jamek. Entah kenapa, begitu keluar dari LRTtiba-tiba saya merasakan suasana syahdu. Atmosfer Malaysia ini serasa begitu dekat sekaligus begitu jauh. Saya selalu mengandaikan Malaysia ini seperti saudara kembar Indonesia yang terpisah dan diasuh oleh dua orang tua berbeda. Mempunyai banyak kesamaan, tapi kemudian di satu sisi juga punya banyak perbedaan. Entahlah, perasaan ini selalu muncul ketika menjelang kepulangan dari Negeri Jiran ini. Hehehe. Sok melankolis!

Jalan Tun Perak

Kami berpisah di YY48 dan kami janjian untuk bertemu lagi besok pukul 08:00 pagi. Petualangan di Malaysia kami segera berakhir, besok kami akan pulang ke tanah air tercinta. Petualangan hari ketiga dicukupkan, lanjut ke postingan selanjutnya ya!

Comments